6 Hikmah Berkurban, Lebih dari Sekadar Ritual

Secara universal, para ulama sepakat bahwa ibadah kurban adalah bagian dari syariat yang hukumnya sunah muakkad—sebuah anjuran yang sangat ditekankan dalam agama kita. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri tak pernah sekalipun meninggalkan ritual ini sejak pertama kali disyariatkan hingga akhir hayat beliau. Pada intinya, berkurban bukan cuma tradisi tahunan, melainkan sebuah media spiritual yang kuat untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Ini adalah wujud nyata dari kepatuhan dan ketaatan seorang hamba kepada Sang Pencipta semesta.

Karena itu, sungguh penting bagi kita untuk memahami betul segudang keutamaan berkurban ini. Pemahaman yang mendalam akan menjadi penopang keyakinan dan pemantap hati untuk senantiasa menunaikan ibadah sunah yang luar biasa ini.

Lantas, apa saja sih keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam ibadah kurban itu? Mari kita selami bersama.


1. Amalan Paling Dicintai di Hari Raya Idul Adha

Saat Hari Raya Idul Adha, atau yang juga dikenal dengan Hari Nahr, percayalah, tiada amalan yang lebih disukai oleh Allah ketimbang menyembelih hewan kurban. Hal ini bukan sekadar klaim kosong, melainkan sebuah penegasan yang termaktub dalam sabda Rasulullah SAW, seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a.:

Tidak ada satu pun amalan yang dilakukan bani Adam pada hari nahar (Idul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah ketimbang mengalirkan darah (hewan kurban). Sesungguhnya hewan kurban itu kelak akan datang pada Hari Kiamat dengan membawa tanduk, kulit, dan bulu-bulunya. Dan ketahuilah, sesungguhnya darah kurban itu telah sampai (diterima) di sisi Allah sebelum setetes pun jatuh ke tanah. Maka berbahagialah kalian karenanya.” (HR. At-Tirmidzi)


2. Membangun Jembatan Kedekatan dengan Sang Khalik

Siapapun yang berkurban dengan landasan ketakwaan murni kepada Allah, niscaya kurbannya akan diterima dan dicatat sebagai amal baik di sisi-Nya. Ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:

Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 27)


3. Pintu Gerbang Meraih Derajat Takwa

Penting untuk diingat, esensi sejati dari ibadah kurban bukanlah pada daging atau darah hewan yang dipersembahkan. Melainkan, tujuan utamanya adalah untuk meraih ketakwaan. Sebuah pesan gamblang dari Allah SWT dalam Al-Qur’an:

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak akan pernah mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang akan mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)


4. Menimbun Berlimpah Ruah Amal Kebaikan

Salah satu keutamaan kurban yang patut kita renungkan adalah kemampuannya untuk melipatgandakan pahala dan amal kebaikan kita di akhirat kelak. Allah tak segan memberikan ganjaran berlipat-lipat bagi setiap Muslim yang bersedia mengalokasikan sebagian hartanya untuk berkurban. Simaklah perkataan Zaid ibn Arqam, yang meriwayatkan percakapannya dengan Rasulullah SAW:

Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, apakah sebenarnya kurban itu?” Rasulullah menjawab: “Kurban adalah sunahnya leluhur kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka melanjutkan: “Lalu, apa keutamaan yang akan kami dapatkan darinya?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka bertanya lagi: “Bagaimana kalau bulu-bulunya?” Rasulullah menegaskan: “Setiap satu helai bulunya pun adalah satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)


5. Saksi Setia di Hari Perhitungan

Rasulullah juga telah mengisyaratkan dalam lanjutan hadis riwayat Aisyah:

Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada Hari Kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim)

Meski ada sedikit perdebatan di kalangan ulama mengenai kekuatan sanad hadis ini (Tirmidzi menganggapnya hasan, Hakim menganggap shahih, sementara sebagian lain menilai lemah), namun substansi ajaran mengenai keutamaan kurban dalam hadis ini tetap kuat dan tidak patut dicela.


6. Menjalin Kasih Sayang, Membangun Kepedulian Sosial

Ibadah kurban tak hanya mendatangkan manfaat bagi pekurbannya (mudhohi), tetapi juga memiliki dimensi sosial dan kemanusiaan yang sangat mendalam. Pembagian daging kurban secara langsung berperan aktif dalam membantu meringankan beban fakir miskin dari ancaman kelaparan. Ini adalah salah satu bukti bagaimana Islam mengatur keseimbangan antara aspek ekonomi dan kemanusiaan sosial, salah satunya melalui kurban.

Daging yang dibagikan secara sukarela akan menumbuhkan jalinan kasih sayang dan kepedulian yang erat antara kaum fakir miskin dan mudhohi. Lebih dari itu, dengan berkurban, kita juga diajak untuk senantiasa merasakan dan mensyukuri betapa melimpahnya kenikmatan rezeki serta berkah yang tiada henti dicurahkan Allah kepada setiap hamba-Nya.